Kamis, 08 November 2018

Inilah Salah Satu Masjid Tertua Di Surabaya Setelah Ampel

doc.pribadi

Inilah Masjid Kemayoran, salah satu masjid tertua setelah masjid Ampel yang terletak di jalan Indrapura Krembangan Surabaya.
Berdasarkan sejarah, Masjid Kemayoran sudah ada sejak tahun 1776 dan telah berkali-kali mengalami renovasi hingga bangunannya menjadi seperti sekarang.
Desain masjid ini memiliki bangunan utama sebagai tempat untuk beribadah dan dua menara yang berada di sisi kiri dan kanan.
Kurang lebih tahun 1850 kata pengurus sebelumnya menara di sisi kiri runtuh akibat tersambar petir, sehingga saat ini masjid hanya punya satu menara
Di dinding bagian dalam Masjid terdapat prasasti yang terbuat dari logam bertuliskan aksara Jawa yang dibuat pada masa pemerintahan Tumenggung Kromojoyo Dirono.
Pilar-pilar didalam masjid dengan ornamen kayu khas jawa terlihat menghiasi setiap sisinya, lorong masjid mirip dengan bentukan bangunan khas Belanda yang besar dan bundar.

doc.pribadi

Arsitektur bangunan Masjid ini merupakan perpaduan antara Jawa dan Belanda yang dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Belanda bernama Van Willem Bartolomeus War De Nar sekitar tahun 1786 sampai 1869.
Masjid Kemayoran sebelumnya berlokasi di sekitar Tugu Pahlawan yang waktu itu bernama Suropringgo,setelah terjadi pertikaian dengan pemerintah Belanda hingga mengakibatkan gugurnya pejuang muslim bernama Kyai Badrun akhirnya Belanda sepakat kalau lokasi masjid dipindahkan ke lahan milik tentara Belanda berpangkat mayor
doc.pribadi

Di kemudian hari masyarakat sekitar menamai lokasi tersebut dengan sebutan Kemayoran. Masjid Kemayoran semakin dikenal masyarakat karena di area masjid ini juga dibangun sekolah dibawah pengelolaan Yayasan Ta’miriyah Surabaya, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMU).
Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan Masjid Kemayoran menjadi salah satu di antara ratusan bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang, sesuai Surat Keputusan Walikota Surabaya no. 188.45/251/402.1.04/1996.
doc.pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar